indonesia

Kamis, 16 Oktober 2014

Menangis karena Takut Allah Swt

Menangis Yang Bermanfaat


Kata ahli Hikmah, "Dunia ini dimulai dengan tangis, dicelahi oleh tangis dan
diakhiri dengan tangis."

Menangis adakalanya dituntut oleh syariat. Orang-orang yang mencintai Allah sepenuh hati, selalu menangis mengenangkan dosanya. Ada bermacam-macam tangisan orang-orang sholeh:

1. Menangis karena malu, seperti tangisan Nabi Adam as.
2. Menangis karena kesalahan, seperti tangisan Nabi Dawud as.
3. Menangis karena takut, seperti tangisan Nabi Yahya bin Zakaria.
4. Menangis karena kehilangan, seperti tangisan Nabi Ya’qub as.
5. Menangis karena Kharisma Ilahi, seperti tangisan seluruh para Nabi as, yaitu dalam firmanNya: “Ketika dibacakan ayat-ayat Sang Rahman kepada mereka, maka mereka bersujud dan menangis.” (Marsyam: 58)
6. Menangis karena rindu dan cinta, seperti tangisan Nabi Syu’aib as, ketika beliau menangis sampai matanya buta, kemudian Allah swt, mengembalikan menjadi sembuh, lalu beliau menangis lagi hingga buta kembali sampai tiga kali.

Lalu Allah swt, memberikan wahyu kepadanya: “Wahai Syu’aib, bila tangisanmu karena engkau takut neraka, Aku sudah benar-benar mengamankan dirimu dari neraka. Dan jika tangismu karena syurga, Aku telah mewajibkan dirimu syurga.”

“Tidak Ya Tuhan, namun aku menangis karena rindu ingin memandangmu…” kata Nabi Syu’aib as.

Kemudian Allah swt, menurunkan wahyu kepadanya, ” Sungguh wahai Syu’aib! Sangat benar orang yang menghendakiKu, menangis dari dalam rindu kepadaKu. Untuk penyakit ini tidak ada obatnya, kecuali bertemu denganKu.”

Diriwayatkan bahwa Nabi saw, bersabda: “Bila seorang hamba menangis karena takut kepada Allah atas masalah ummat, sungguh Allah swt memberikan rahmat bagi ummat itu, karena tangisan hamba tadi.”

Rabi’ah ra, berkata, “Aku menangis selama sepuluh tahun karena merasa jauh dari Allah swt, dan sepuluh tahun lagi menangis karena bersama Allah swt, kemudian sepuluh tahun menangis karena menuju kepada Allah swt. Menangis karena bersama Allah, disebabkan sangat berharap padaNya. Sedangkan menangis jauh dari Allah swt, karena takut kepadaNya. Adapun menangis karena menuju Allah swt, karena sangat rindu kepadaNya.”

Salah satu Sufi berkata, “Aku masuk ke rumah rabi’ah al-Bashriyah, ketika itu ia sedang sujud. Lalu aku duduk di sisinya, hingga ia bangun mengangkat kepalanya.

Kulihat ditempat sujudnya menggenang air matanya. Aku bersalam kepadanya, dan ia jawab salamku. Ia berkata, “Apa kebutuhanmu?” tanyanya.
“Aku ingin datang kepadamu..” kataku.

Lalu ia menangis, dan memalingkan wajahnya dariku. Ketika ia menangis, ia mengatakan, “Sejuknya matahatiku harus datang dariMu? Sungguh mengherankan orang yang mengenalMu, bagaimana ia bisa sibuk dengan selain DiriMu? Mengherankan sekali! Orang yang menghendakiMu, bagaimana ia menginginkan selain DiriMu?”

Mereka memaksa diri menangis apabila mengenang nasib diri di hari akhirat dan membayangkan huru-hara apabila menjelang kiamat.Dalam hal ini menangis adalah dituntut. Setitis airmata yang jatuh karena takutkan Allah akan dapat memadamkan api neraka di hari akhirat kelak.

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda bahwa air mata dari tangisan pembuat dosa yang bertaubat adalah lebih disukai Allah dari tasbih para wali. Rasulullah s.a.w juga ada bersabda: "Kejahatan yang dibuat lalu menimbulkan rasa
sedih adalah lebih baik dari kebaikan yang menimbulkan rasa takbur."

Anas r.a berkata: Pada suatu hari Rasulullah s.a.w berkhutbah, lalu baginda bersabda
dalam khutbahnya itu: "Andaikan kamu mengetahui sebagaimana yang aku ketahui,niscaya kamu akan sedikit ketawa dan banyak menangis."

Anas berkata: seketika itu para sahabat menutup muka masing-masing sambil menangis
teresak-esak.

Hari ini manusia terus menangis dan menangis, tetapi tangisan mereka amat jauh bedanya dengan tangisan para Nabi, Rasul dan sahabat. Jika orang sholeh zaman dahulu menangis karena mengenang nasibnya diakhirat tetapi orang hari ini menangis karena takut kehilangan dunia. Tangisan ini datangnya dari sifat tamak dan tidak ridha.

Kalau orang sholeh takut berpisah dengan iman dan kecintaannya pada Allah, orang hari ini takut berpisah dengan dosa dan maksiat. Jika para Nabi dan rasul serta para sahabat takut menghadapi akhirat, orang hari ini seolah-olah berani dan tidak takut menghadapinya. Tetapi bila orang sholeh berani menghadapi gelombang hidup duniawi, orang hari ini takut dan lemah hati dalam menghadapi kegagalan dan kekecewaan dalam hidup.

Menangis dan menangislah tapi biarlah kena pada tempatnya yang dibolehkan oleh agama. Apa akan jadi jika kita gagal diakhirat? Inilah sebenarnya kegagalan yang total. Jadi kalau perkara ini yang kita tangiskan, memang kenalah pada tempatnya. Abu Hummah(Shadujja) Bin Adilan Albahily r.a berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w: "Tiada suatu yang lebih disukai oleh Allah dari dua tetes dan dua bekas. Titisan airmata karena takut kepada Allah dan titisan darah dalam mempertahankan agama Allah. Adapun dua bekas adalah bekas dalam perjuangan fisabilillah dan bekas perjuangan kewajiban kepada Allah." (Riwayat Attirmizi).

http://www.radionuris.com/2010/11/menangis-yang-bermanfaat.html

HARAPAN

Kisah Empat Lilin



Ada empat lilin menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi hingga terdengarlan suara mereka.

Lilin pertama berkata:
“Aku adalah damai
Namun manusia tak mampu menjagaku
Maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikian sedikit demi sedikit lilin padam.

Lilin kedua berkata:
“Aku adalah Iman
Sayang aku tak berguna lagi
Manusia tak mau mengenaliku lagi
Untuk itulah tak ada gunanya aku mnyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta
Tak mampu lagi aku tetap menyala
Manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga, seorang anak masuk kedalam kamar dan melihat ketiga lilin telah padam.
Karena tekut akan kegelapan, ia berkata:
“Ekh apa yang terjadi?!! kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan”
Lalu ia menangis tersedu-sedu.

Lalu dengan haru lilin keempat berkata:
“Jangan takut…Jangan menangis…
Selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya.
Akulah HARAPAN…”

Dengan mata bersinar, sang anak mengmbil LILIN HARAPAN, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Apalah yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita


Sumber: http://kisahkita-tiarmaulidia.blogspot.com/

Rabu, 17 September 2014

Pantai Eksotis dan Fenomenal

Pantai Lariti Merupakan pantai yang fenomenal dan pemandangan yang indah sangat memukau mata yang memandang, seketika ucapan syukur dan pujian atas Kekuasan Sang Pencipta terucapkan, sungguh pemandangan yang menakjubkan bagi siapapun yang meliatnya. Pantai ini belum terjamah oleh apapun, tempatnya yang begitu indah, air yang jernih dan pasir putih yang lembut menambah suasana yang eksotis. terik matahari dan angin yang sedikit kencang juga tempat yang belum begitu memadai, membuktikan bahwa pantai ini belum tersentuh oleh tangan-tangan kreatif namun keindahan yang di tawarkan di pantai ini mampu menghalau rasa panasnya terik matahari dan kembusan pasir putih yang di terpa angin tak membuat hati kami mengeluh. mungkin masih segar dalam ingatan kita tentang kisah nabi Musa AS dan pengikutnya yang di kejar oleh Raja Firaun dengan bala tentaranya, hingga sampai tepat pada bibir pantai. Pada saat itu Nabi Musa as terjebak karna merasa terkepung dan sudah tidak ada tenpat lagi untuk melarikan diri dari kejaran Raja Firaun beserta bala tentaranya, sebab di depanya terbentang lautan yang luas, namun atas Kekuasan Allah Swt  lalu nabi Musa pun memohon pertolongan Allah Swt dengan tongkatnya, dan atas izin Allah Swt laut itupun terbelah menjadi dua dan nabi Musa AS beserta pengikutnya pun selamat sementara Firaun juga dengan bala tentaranya  tengelam bersama ombak yang menderu. seperti itu lah kejadian alam yang terdapat pada  laut yang berada di pantai Lariti dan Fenomenal ini akan muncul di setiap sore hari tepatnya air laut sedang surut, maka kita akan menyaksikan keajaiban dan keindahan yang menakjubkan.
   
 liatlah fato di bawah ini:
sangat menakjubkan bukan? pemandangan yang luar biasa.
 rasa penat dan lelah karna dihadapkan pada kegiatan rutinitas sehari- hari membuat kita tak punya waktu untuk memanjakan diri dengan segala keindahan yang ditawarkan oleh Sang Pencipta, baik itu yang ada dilaut maupun di darat. cobalah kita luangkan sedikit waktu dan berjalan-jalan dengan keluarga menikmati pemandangan pantai yang eksotis sepanjang jalan dan saya yakin anda sekalian tidak akan menyesal untuk datang mengunjungi pantai ini, karna rasa lelah dan penat akan segera terbayarkan semua dengan pemandangan yang fenomenal ini.

     Bila teman-teman berminat untuk mengujungi atau menyaksikan langsung keajaiban dan keindahan yang sungguh memukau hati dan mata memandang, silahkan datang ke Kota Bima tepatnya di Kabupaten Sape Lambu belakang SMK Kelautan Kab. Bima. Saya akan coba menjelaskan rutenya, mungkin akan dapat sedikit membantu untuk memudahkan anda sekalian mencari tempat pantai ini, Dari Pasar Sape lurus di perempatan jalan, belok kiri menuju ke pelabuhan dan belok kanan menuju Lambu, maka kita mengambil jalur belok kanan dari perempatan, jarak sekitar satu kilo dari perempatan ada jembatan kecil, setelah lewatin jembatan, boleh tanya pada orang kampung sekitar itu tentang tempat pantai Lariti, maka akan di arahkan ke gang kecil, tapi jangan khatir  mobil/trukpun bisa masuk ko.., dari mulut gang sampai ke pantainya menempuh jarak sekitar 20 menit namun sepanjang jalan anda sekalian udah di suguhkan dengan pemandangan pantai yang indah hingga sampai pada tujuannya.
 Mungkin hanya ini dulu yang bisa saya infokan, semoga pemandangan diatas dapat memberi inspirasi bagi anda sekalian yang ingin berlibur atau ingin menyegarkan suasana hati dan pikiran yang penat akan segala rutinitas yang ada. http://manage.baliorange.net/aff.php?aff=3247